TUGAS KE 1
SISTEM KEAMANAN JARINGAN
ARIEF ARFRIANDI
DISUSUN OLEH
SITI TRI VEBRIANTI (5302410105)
1. CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR)
adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda
dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan
kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan
mekanisme routing yang
lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat
IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem
yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP
yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis
mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang
sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang
yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali
ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR
dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak
terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang
secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan
hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
CIDR adalah sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam
kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan
dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam
kelas-kelas A, B, dan C.
Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa
sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan.
Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host
komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar.
Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini
jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak
sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.
CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan
alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja.
Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat
tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya
tersedia untuk alamat IP kelas B.
2. VLSM (Variable Length Subnet Masking)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam
VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam
clasik subneting, subnet zeroes, dan subnetones tidak bias digunakan. selain
itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Manfaat dari VLSM adalah memberbaiki kekurangan metode
conventional subnetting. Dalam subnetting tradisional,
semua subnetmempunyai kapasitas yang sama. Ini akan
menimbulkan masalah ketika ada beberapa subnet yang jauh lebih besar
daripada yang lain atau sebaliknya. Sedangkan pada metode
subnetting VLSM semua subnet tidak harus mempunyai kapasitas
yang sama, jadi bias disesuaikan dengan kebutuhan kita.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah
metode yang
berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask.
berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask.
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar
tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan
networknya dapat memenuhi persyaratan ;
1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Contoh Penerapan VLSM
misal : 130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst… sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst… sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil dari hasil
perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst… sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar